Yogyakarta, 5 Maret 2024 – Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas PGRI Yogyakarta kembali mencatatkan langkah penting dalam program internasionalisasi pendidikan. Melalui kegiatan Internship in Thailand 2024, mahasiswa PG-PAUD UPY berkesempatan untuk belajar dan mengajar langsung di Muslimeen Suksa School, Thailand, yang difasilitasi oleh Yayasan Al Hidayah Foundation.
Program ini berlangsung selama satu bulan, mulai 5 Februari hingga 5 Maret 2024, dan diikuti oleh lima mahasiswa semester enam, yakni Anandini Nadya Rakasiwi, Risma Gibrighi, Wilda, Duwiyanti, dan Rodia Hasibuan. Selama kegiatan, para mahasiswa tidak hanya melaksanakan praktik mengajar dan observasi pembelajaran, tetapi juga mengikuti program pertukaran budaya sebagai bagian dari pembelajaran lintas negara.
Dalam praktik mengajar, mahasiswa PG-PAUD UPY terlibat langsung mendampingi anak-anak di kelas, memperkenalkan metode pembelajaran kreatif berbasis permainan edukatif, serta membangun suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan.
Sementara dalam kegiatan observasi, mereka memperoleh wawasan baru mengenai sistem pendidikan anak usia dini di Thailand — mulai dari disiplin belajar, pendekatan pengajaran, hingga dukungan lingkungan sekolah terhadap tumbuh kembang anak.
Selain kegiatan akademik, mahasiswa juga mengikuti program kebudayaan lokal Thailand, seperti belajar tarian tradisional, mengenal kerajinan tangan khas, hingga menikmati kuliner lokal. Pengalaman ini memperluas pemahaman mereka tentang hubungan antara pendidikan dan budaya.
“Pengalaman di Thailand membuat kami belajar banyak hal baru, terutama bagaimana guru dan budaya lokal mendukung proses belajar anak. Kami merasa bangga bisa beradaptasi, sekaligus membawa pengalaman berharga ini kembali ke Indonesia,” ujar Risma Gibrighi, salah satu peserta.
Melalui program Internship in Thailand 2024, PG-PAUD Universitas PGRI Yogyakarta menegaskan komitmennya dalam memberikan pengalaman internasional yang bermakna bagi mahasiswa.
Diharapkan, kegiatan lintas budaya ini mampu meningkatkan kompetensi mengajar, memperkuat pemahaman global, serta menumbuhkan sikap inklusif dan berkarakter internasional di kalangan calon pendidik anak usia dini.